Jumat, 13 Juli 2012

10 Mitos Tentang Aliran "METAL" yang Salah Kaprah

Begitu banyak kesalahpahaman pandangan dan persepsi orang tentang aliran metal, dan dengan hal itu adalah cukup sebagai alasan untuk membuat orang lebih tahu tentang betapa mereka salah menilai tentang aliran metal
Dan berikut ini adalah 10 mitos tentang "Metal" dan kebenaran yang sebenarnya ada, Harap dicatat bahwa ini bukan pendapat pribadi saya.

10. Heavy Metal
Mitos: Musik yang disebut "Heavy Metal"
Kita mulai dengan yang termudah dan populer. Kebanyakan orang menganggap bahwa nama musik yang terdengar dengan jeritan keras dan gitar yang sangat terdistorsi adalah "Heavy Metal".
Pada kenyataannya, Aliran Metal memiliki ratusan subgenre dan "Heavy Metal" bahkan nyaris bukan salah satu dari sub-aliran tersebut. Band-band seperti Cream, Led Zeppelin dan Black Sabbath membuka jalan bagi band-band metal dengan menciptakan suara yang unik. Tapi sementara band-band ini dapat disebut beraliran Heavy Metal, mayoritas menganggap sebagai non-metalheads, terutama orang-orang tua dan gadis remaja, merujuk kepada semua musik rock sebagai Heavy Metal. Hanya karena mereka tidak mengenal keragaman dalam genre musik.

9. Aliran Bar Bar
Mitos: musisi Metal adalah orang aneh tidak berpendidikan yang tidak bisa menyusun kalimat
Ini adalah persepsi Lain yang umum. Kebanyakan orang memandang lirik dan musik metal adalah sederhana dan terkesan bodoh.
Pada kenyataannya, musisi Metal adalah termsuk Musisi yang sangat cerdas, orang yang sangat fokus yang mampu menulis lirik dengan makna yang dalam dan musik. Sebagai contoh, Bathory band yang berasal black metal banyak musik mereka dari komposer klasik. Dan lirik metal yang paling melek secara mengejutkan.

8. Aliran Anti-Agama
Mitos: Semua Aliran Metal Anti-Religi
Pad sebagian besar pendapat dari Non-metalhead, band - band metal menganggap agama layak dibenci (antipati pada agama)tapi itu bukan kasus yang terjadi pada aliran metal .
Dalam kebanyakan kasus, Metal tidak anti-agama secara umum, tetapi sering melawan kekristenan atau bentuk Kekristenan.
Namun, banyak juga seniman metal yang religius, seperti band Metalcore Amerika As I Lay Dying, atau David Dramian dari Disturbed. yang cukup mendekati adalah Agama tidak begitu disukai di dalam Metal, namun juga tidak dibenci… Meskipun ada pengecualian untuk semua peraturan ...

7. Pemuja Setan
Mitos: Metal mempromosikan Setanisme
Genre musik yang mempunyai banyak fitur tema dan citra setan disebut Black Metal, yang berasal dari Venom's thrash album; Black Metal.
Meskipun beberapa dari death metal dan thrash metal, seperti Slayer, Cannibal Corpse dan Morbid Angel menggunakan fitur Setanisme ,namun sangat sedikit musisi black metal yang benar-benar memiliki keyakinan setan, dan orang-orang yang cenderung untuk mencoba tidak mempromosikannya.

6. Identik dengan Kriminal
Mitos: Metal mempromosikan aktivitas kriminal, seperti pembunuhan
Sementara beberapa orang di komunitas metal telah ditangkap karena kejahatan dan pembunuhan, hanya satu kasus yang dominan,kasus Varg Vikernes . Kebanyakan band-band metal yang memiliki lirik kekerasan atau citra yang mengganggu telah dinyatakan bahwa konten mereka tidak untuk dianggap serius. Cannibal Corpse terutama, yang terkenal karena lirik mereka, yang sering menguraikan penggambaran lebih mengerikan tentang pembunuhan, kematian dan fetisisme seksual.

5. Aliran Seksisme
Mitos: Metal adalah seksis
Meskipun tampaknya bahwa banyak dari Metal, terutama di 80-an, dirancang untuk meremehkan seks dan wanita, sekarang masalah itu sudah jauh berkurang. Dan banyak band, khususnya dalam genre Black, Grind dan Doom Metal menghindari topik seks sepenuhnya.

4. Fasis

Mitos: musisi Metal kebanyakan fasis, rasis atau mempunyai pandangan neo-Nazi

Saat banyak musisi yang mengatakan mereka percaya ras atau kelompok etnis tertentu lebih baik atau lebih buruk daripada yang lain, dan saat beberapa diantaranya memiliki keyakinan yang sah, hal itu adalah yang paling umum sebagai bagian dari penampilan di panggung.
Sebuah contoh yang baik dari ini adalah mantan vokalis Gorgoroth Gaahl, yang tidak hanya homoseksual, tetapi juga dinyatakan memiliki pandangan rasis, tetapi dia tidak serius tentang hal-hal tersebut dan mencoba untuk tidak mengungkapkannya secara terbuka.

3. Pengaruh Buruk Untuk Anak-anak
Mitos: Musik Metal buruk bagi anak-anak

Banyak musik metal berorientasi terhadap anak-anak dan remaja sebagai cara yang santai untuk mengatasi stres daripada menggunakan cara lain yang tersedia.

Meskipun orang mungkin mengatakan kepada Anda bahwa metal meracuni pikiran anak-anak kita, perlu diingat bahwa orang-orang tersebut umumnya sangat berpikiran tertutup dan tidak mengerti sepenuhnya tentang Metal.

2. Musisi Tak berbakat
Mitos: Metal tidak membutuhkan Skill Bermusik untuk memainkannya

Setiap profesional akan memberitahu Anda bahwa Metal dan jazz adalah dua genre musik yang paling sulit untuk dimainkan.
Dan sementara kedengarannya musisi thrash metal hanya bersembunyi di balik distorsi, riff cepat dan perkusi ekstrim yang hampir selalu 100% asli, tanpa menggunakan efek disintesis musik.
namun ada juga ubgenre musik yang cenderung untuk mengedit musik digital mereka seperti metalcore, industrial dan grind. Dan yang lainnya hampir semuanya murni

1. Hanya Bisa Teriak
Mitos: vokal musisi metal hanya menjerit

Jika Anda suka metal, Anda mungkin pernah mendengar seseorang berkata, "Wah,tidak biskah dia menyanyi dengan benar?" Ini benar-benar mengganggu metalheads karena kenyataannya menjadi vokalis metal sangat sulit.
Dan meski itu tampaknya seperti mudah, vokal Metal sangat beragam, dari menggeram, dengan berteriak, menjerit,berteriak dan segala sesuatu di antaranya. Lain kali seseorang mengatakan vokalis metal itu bukan menyanyi, anda bisa menjawab sederhana, "vokalis Itu hanya tampil berbeda."(The Black Frost)

Selasa, 15 November 2011

METAL RELIGIUS

Lagu bernafas religi bukan cuma dominasi band pop? Teman-teman “bawah tanah” kita juga bermain tanpa perlu menunggu bulan puasa tiba
Banyak band underground yang juga memiliki dan memainkan lagu-lagu yang masih masuk kategori religius. Memang nggak sampai mengeluarkan album religi, sih. Tapi, kalo diperhatikan baik-baik, lirik-lirik mereka religius.

Hebatnya lagi, mereka nggak perlu menunggu waktu bulan puasa atau menjelang Lebaran untuk merilis lagu-lagu bernafaskan religi ini. Ya, paling nggak, motif kesengajaan demi mendulang uang nggak kelihatan dari mereka. Hehehe…

Salah satu yang paling menonjol adalah Purgatory. Tanya sama semua anak metal, semua pasti bilang kalo Purgatory adalah band metal religius. Ya, imej religi ini memang menempel sangat erat di mereka. Sampai-sampai, nggak sedikit yang menjuluki mereka band metal religi, atau menyebutkan Purgatory sebagai band Islamic death metal.

Namun begitu, anak-anak Purgatory mengaku santai dan nggak mau ambil pusing. “Terserahlah apa kata orang. Kalo masalah orang bilang aliran kami ini-itu sih, cuma buat memudahkan mereka mengenal band kami aja. Dasarnya sih metal, straight metal!” ujar Amor, vokalis Purgatory.

Itu kalau ngomongin musik. Kalau masalah lirik sih, beda lagi. Band yang kerap tampil menggunakan topeng ini memang mengangkat pesan positif dalam lirik-liriknya. Jauh dari hal-hal negatif dan selalu mengarah ke arah kebaikan.

Hmmm…, apakah mereka emang sengaja mengonsep band mereka kayak gini dari awal? Ternyata nggak. Bisa dibilang, semua berjalan begitu saja.

“Kami nggak pernah merencanakan bakal begini. Intinya sih, kami ngambil referensi ke agama karena kami nguasain materinya. Beda kalo ngomongin setan-setanan, hal kayak gitu gue nggak ngerti,” ungkapnya, santai.

Referensi mereka bikin lirik juga nggak tanggung-tanggung. Perjalanan kehidupan ditambah dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Hmmm…, benar-benar religius.

Selain Purgatory, band yang disebut-sebut religius adalah Tengkorak - sesepuh grindcore asal Jakarta. Kalo masalah personal dari para personil bandnya, Tengkorak emang religius. Paling nggak, itu yang dikatakan oleh Ombat, sang vokalis. Tapi kalo soal musik, Ombat mengaku masih kalah religius dari Purgatory.

“Kalo di metal, Purgatory-lah yang religius. Mereka menulis lirik dengan mengambil intisari dari Al-Qur’an dan menuliskannya dengan puitis. Gue juga kayak gitu, mencoba mengambil intisari dari kitab suci, tapi gue lebih ekstrem dalam mengaplikasikannya,” jelas Ombat.
Ya, siapa yang sangka kalo band-band religi yang kita omongin di sini kebanyakan justru ber-genre metal. Musik yang justru paling sering dituduh dekat dengan setan atau iblis.

Ditanya mengenai hal ini, Ombat, vokalis dari band grindcore, Tegkorak, sama sekali nggak membantah. Dia dengan cepat mengamini hal ini.

“Emang bener. Metal dekat dengan setan, ya, begitulah,” ujarnya, tegas. “Itu sebabnya, kita harus bikin yang exceptional. Yang beda,” tambahnya.

Rada nggak sependapat, Rins, vokalis dari band progresif dark gothic metal asal Jakarta, Gelap, mengatakan nggak semua metal itu identik dengan musik setan. Menurutnya, orang selama ini taunya cuma black metal, padahal di luar sana ada juga white metal.

“Band-band white metal ini banyak di Eropa. Lirik-lirik mereka relijius semua,” ceritanya.

Gelap adalah salah satu band asal Jakarta, yang juga memiliki lagu yang liriknya masuk kategori religius. Rins, sang vokalis, yang banyak menulis lagu untuk band ini, mengatakan kalo lirik lagu mereka sebenarnya banyak mengangkat tema mengenai sisi gelap kehidupan umat manusia. Bagaimana sosok manusia yang menurutnya di mata Tuhan itu sangat hina.

“Dunia itu sekarang udah kacau banget. Dengan segala keburukan yang terjadi. Yang bisa menolong kita cuma iman dan agama,” ujarnya.

Oke, balik lagi ke masalah metal dan musik setan, Die, mantan gitaris Purgatory lebih cuek menanggapi tuduhan kayak gini. Menurutnya, terserah orang berpendapat.

”Bagi gue, bukan jadi hal yang baku kalau metal harus mengarah ke arah negatif. Kalau mereka bilang gitu, gue juga punya hak kalau metal juga bisa positif,” ujarnya.

Nah, apakah kehidupan religius ini juga mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari? Percaya atau tidak, jawabannya: iya.

Amor mengatakan kalo dia dan anak-anak Purgatory lainnya bisa dibilang straight banget sama agama. Baginya band itu cuma sekadar alat buat ibadah. “Jadi, gue ngeband sama halnya kayak gue ngejalanin ibadah, syi’ar lah kalo bahasa Islamnya,”sahutnya.

Oh iya, sekadar informasi, anak-anak Purgatory ini rutin mengadakan pengajian 2 kali dalam seminggu. Dan mereka terbuka juga buat siapa aja yang mau ikutan. Kurang religius apa coba?
Ombat juga mengaku kalo dia dan personil Tengkorak lainnya saat ini selalu berusaha ngejalanin perintah agama. Sholat lima waktu, misalnya. Selain itu, mereka juga menjauhi merokok, minum alkohol, dan memakai narkoba. Nah. Ini baru keren.

Mengenal Islam Melalui Musik Underground


Yakin adanya Allah setelah dipertemukan dengan sosok makhluk gaib

”Networks at work, keeping people calm
You know they murdered X
And tried to blame it on Islam
He turned the power to the have-nots
And then came the shot.”

Kalimat di atas merupakan penggalan bait lagu berjudul Wake Up milik Rage Against The Machine (RATM). Lagu-lagu yang dibawakan grup musik asal Los Angeles (Amerika Serikat) ini mengusung ramuan musik? punk, hip-hop, dan? trash . Penggemar ketiga aliran musik ini, terutama? punk dan? trash , mayoritas berasal dari komunitas? underground komunitas yang selalu diidentikkan mempunyai budaya yang negatif serta sedikit menyimpang dari norma-norma yang telah tertanam di masyarakat.

Terlepas dari semua stigma negatif ini, justru bagi seorang Richard Stephen Gosal, dari komunitas? underground inilah dia mulai tertarik untuk mengenal agama Islam lebih jauh. ”Saya suka sekali dengan (lagu-lagu) Rage Against The Machine. Bahkan, sampai sekarang saya menaruh respek meskipun mereka bukan orang Islam,” ungkap mualaf yang kini menggunakan nama Muhammad Thufail al-Ghifari.
Dari salah satu lagu yang dibawakan RATM, pria yang sejak remaja memang menyukai aliran musik? underground ini mengenal Malcolm X–tokoh mualaf kulit hitam Amerika Serikat yang memperjuangkan hak asasi kaum kulit hitam di negeri Paman Sam tersebut. Tidak hanya dalam lagu band RATM, nama Malcolm X juga Thufail temukan dalam lagu grup? hip-hop asal New York (AS) yang ia sukai, Public Enemy.

Rasa penasaran terhadap tokoh pejuang hak asasi manusia asal Amerika ini mendorong Thufail untuk mencari berbagai informasi mengenai kehidupan sang tokoh. ”Saya belajar banyak tentang dia. Dari Malcolm X ini kemudian saya mengenal Muhammad Ali dan Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.

Pada saat ia masih memeluk agama Kristen Protestan, kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai pendeta kerap mendoktrinnya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah gambaran orang yang suka berperang, main perempuan, memiliki jenggot, berasal dari suku kedar (anti- christ ), menyesatkan umat manusia dengan Alquran, dan pengikutnya akan binasa di neraka.

Dari salah satu literatur mengenai Malcolm X yang dibacanya, menurut Thufail, ada satu kalimat yang diucapkan sang tokoh kepada Muhammad Ali petinju legendaris AS yang membuatnya terkesan. Ketika Muhammad Ali mengecam kaum kulit putih yang menindas yahudi dan orang kulit hitam, Malcolm justru berkata, ”Di Makkah, saya lihat orang bermata coklat, biru, hitam serta berkulit putih, hitam, dan coklat semuanya duduk bersama.”

Kalimat yang mengungkapkan kekaguman Malcolm terhadap umat Islam tersebut, membuat ia semakin tertarik dengan Islam. Meski dididik dengan ajaran Kristen Protestan yang cukup ketat, agama Islam bukanlah sesuatu yang baru bagi Thufail. ”Sejak di SMP, saya banyak bergaul dengan teman-teman yang beragama Islam. Bahkan, di antara mereka banyak yang sering menggoda saya dan mengatakan kapan saya masuk Islam,” paparnya.

Dari belajar mengenai Malcolm, hingga suatu ketika Thufail merasa jenuh dengan kehidupan yang dijalaninya sebagai seorang penganut paham ateis. Kejenuhan yang sama pernah ia alami ketika masih memeluk Kristen Protestan. Saat itu, ia masih duduk di bangku kelas 3 SMP. Ketika di bangku SMP itulah ia mulai tertarik dengan buku-buku mengenai sosialisme dan komunisme.

Ajaran sosialisme dan komunisme ini di kemudian hari banyak memengaruhi pola pikir Thufail. Hingga akhirnya, saat duduk di bangku kelas 2 SMA (sekitar tahun 1999-2000–Red), ia memutuskan menjadi seorang ateis. ”Saya tidak mengimani lagi Yesus Kristus dan menganggap agama hanya membuat orang saling membunuh dan berperang.”

Tiga kali syahadat
Kejenuhan terhadap paham ateisme yang dianut Thufail, bermula dari fenomena? sweeping terhadap kelompok beraliran kiri di Tanah Air yang terjadi pada kurun waktu tahun 2000-2001 oleh kelompok Pancasilais. Ketika terjadi? sweeping itulah, ungkapnya, banyak tokoh PRD (Partai Rakyat Demokratik)–tempat Thufail pernah bergabung menjadi salah seorang anggotanya tidak bertanggung jawab terhadap penahanan simpatisan-simpatisan mereka yang berada di kelompok? underground di daerah-daerah.

”Para tokoh PRD ini menghilang, ada yang karena diculik dan ada yang bersembunyi. Di sini awal mula saya kecewa dengan yang dinamakan revolusi diri,” tukas vokalis band rock indie The Roots of Madinah ini. Rasa jenuhnya ini kemudian ia lampiaskan kepada seorang sahabatnya, sesama anak band di komunitas? underground . Walaupun memiliki pergaulan di komunitas? underground , menurut Thufail, sahabatnya ini tidak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai seorang Muslim untuk menunaikan ibadah shalat kendati saat itu ia sedang manggung.

Kepada sahabatnya ini, Thufail mengutarakan niatnya untuk masuk Islam. Bukan dukungan yang ia peroleh, justru larangan dari sang sahabat. Pelarangan tersebut, ungkapnya, karena sahabatnya itu tidak menginginkan keputusan dirinya untuk masuk Islam lebih karena faktor emosional sesaat. Sahabatnya ini menginginkan jangan sampai begitu ia masuk Islam terus di kemudian hari memutuskan untuk murtad. ”Menurutnya, saya tidak hanya akan kehilangan dia sebagai teman, tapi teman-teman yang lain bakal? nggak suka sama saya,” ujarnya mengenang perkataan sahabatnya kala itu.

Thufail tidak lantas menyerah. Kemudian, ia menemui teman-teman lainnya dari kalangan komunitas? underground yang beragama Islam. Dengan bertempat di pinggir jalan yang berada di Kompleks Perumahan Taman Kartini, Bekasi, Thufail mengucapkan syahadat di hadapan teman-temannya ini. ”Peristiwa itu terjadi tahun 2002 dan yang menjadi saksi saya ketika itu teman-teman yang memakai baju Sepultura, Kurt Cobain, dan Metallica.”

Keputusannya untuk masuk Islam membuat kedua orang tuanya marah dan mengusirnya dari rumah. Keputusannya ini, ungkap Thufail, juga berdampak terhadap penghidupan orang tuanya. Gereja yang selama ini menjadi tempat mata pencaharian ibunya terancam ditutup begitu mengetahui ia masuk Islam. ”Sampai-sampai mama itu menyembunyikan keislaman saya dari para jemaat.”

Tinggal di jalanan, setelah diusir dari rumah, ia jalani selama tiga bulan. Beruntung Thufail bertemu dengan seorang teman lama yang menawarinya untuk menjaga rumahnya yang sedang direnovasi. Selama menjaga rumah temannya ini, tidak hanya memperoleh tempat tinggal, ia juga mendapatkan jatah makan setiap hari.

Masalah muncul ketika renovasi rumah selesai. Thufail saat itu tidak tahu akan tinggal dimana. Namun, oleh ayah temannya ini dia ditawari pekerjaan di sebuah sekolah tinggi, tempat ayah temannya ini menjabat sebagai rektor. Dengan hanya berbekal selembar CV ( curriculum vitae ), ia lalu melamar dan diterima sebagai petugas? cleaning service dengan gaji sebesar Rp 600 ribu per bulan.

Ketika bekerja sebagai petugas? cleaning service , ia berkenalan dengan Ustadz Nur Hasan yang merupakan imam Masjid Baiturahim Perumahan Taman Kartini, Bekasi. Oleh sang ustadz, ia ditanya bersyahadat di mana. ”Ketika saya jawab di pinggir jalan, beliau bilang syahadat saya tidak sah. Akhirnya, saya baca syahadat lagi di Masjid Baiturahim,” ujarnya.

Sejak bersyahadat untuk kedua kalinya ini, menurut Thufail, mulai timbul keinginan untuk belajar membaca Alquran dan pengetahuan mengenai ajaran Islam lainnya. Kemudian, ia ketemu dengan seorang ustadz yang pada saat itu juga merupakan pengurus sebuah partai politik berideologi Islam. Pelajaran pertama yang didapatkannya adalah mengenai dua kalimat syahadat. ”Ketika itu semua anggota halakah disuruh syahadat lagi sama beliau. Jadi, syahadat saya tiga kali.”

Kendati sudah membaca syahadat hingga tiga kali, Thufail tidak langsung mempercayai adanya Allah SWT sebagai sang Maha Pencipta. Dia mulai meyakini keberadaan Allah SWT, justru ketika dirinya diizinkan untuk bertemu dengan sesosok makhluk gaib untuk pertama kalinya. ”Setelah bertemu dengan sosok gaib ini, saya mulai berpikir secara logika bahwa segala sesuatu di bumi ini pasti punya dua sudut pandang, ada benar dan salah, ada hitam dan putih. Begitu juga, ada benda dan yang menciptakan benda tersebut,” paparnya.

Setelah memeluk Islam, ia mendapatkan ketenangan batin yang tidak pernah diperoleh sebelumnya. Di samping itu, ia merasa lebih optimistis dalam menjalani kehidupan dan lebih bisa mensyukuri hidupnya. ”Ketika saya menaruh hukum Allah SWT di atas segala apa pun, saya tidak takut mati, tidak takut miskin, tidak takut lapar.”

Keinginannya saat ini, menurut Thufail, adalah bagaimana ajaran Islam tidak hanya bisa dinikmatin di Masjid, tetapi juga di lingkungan komunitas? underground . Diakuinya, hingga kini memang masih belum ada ustadz yang peduli dengan komunitas? underground ini. ”Ada banyak teman saya yang? tatoan , mabuk, tapi kalau bicara Islam diinjak-injak dia sudah? nggak mau dialog. Dia pasti akan ambil parang dan ditebas orang itu,” ungkapnya.

Karena itulah, melalui musik yang disuguhkannya bersama band? rock yang dibentuknya, The Roots of Madinah, dia mau merangkul para temannya yang Muslim yang ada di komunitas? underground untuk berhijrah. Aliran musik? rock yang dikemas dalam lagu-lagu bersyair religi Islami, ia harapkan juga bisa menjadi senjata untuk menghantam balik musik-musik Yahudi.

”Saya bikin musik ini supaya? ngebalikin orang Yahudi lagi. Mereka? kan ngancurin saya waktu dulu, membuat saya keluar dari Kristen dan menjadi ateis dengan musik,” katanya menandaskan.? nidia zuraya/republika

Kata-kata untuk renungan

Kata-kata untuk renungan
Dalam dunia underground,kata-kata seperti iblis,mati,neraka,siksa,dan setan sangat lazim digunakan.Padahal,menurut orang awam,kata-kata tersebut adalah kata yang menakutkan bahkan menjadi kata yang dianggap tidak layak untuk diucapkan.

Dari segi arti,memang kata-kata tersebut memang memiliki arti yang bisa dikatakan "bertentangan" dengan kehidupan manusia.

Tapi apakah anggapan ini benar?

Dalam dunia underground,sebenarnya tidak mengenal hidup atau mati karena orang yang memiliki mental underground menganggap dirinya akan tetap hidup walau jasadnya sudah mati.Kadang kematian dianggap sebagai suatu kebahagiaan,bukan sebagai hal yang menakutkan...

Lalu apa arti kata "Iblis" atau "Setan"?

Iblis dalam underground sebenarnya tidak diartikan sebagai sesosok makhluk yang menyeramkan.Dengan tanduk di dahinya dan membawa tombak yang menyala-nyala,yang hidup dalam tempat yang bernama "neraka".Iblis adalah sesuatu yang membawa kita kedalam suatu kesesatan.Entah itu berwujud harta benda,sifat manusia,nafsu,dan segala hal yang membuat kita terjerumus kedalam hal yang tidak diterima oleh agama dan tatanan hidup manusia.Iblis sangat dekat dengan kita,di dalam hidup kita.Hal-hal yang kita anggap baik,bisa menjadi iblis yang sangat kuat untuk dilawan.Contohnya,kita bekerja siang malam,dengan alasan menghidupi dan mencukupi kebutuhan anak istri.
Apa itu benar? Jawabnya "Tidak".Hidup manusia tidak hanya dengan harta..Apakah seorang anak mau ditinggal oleh ayah ibunya hanya demi harta?Apakah seorang istri rela ditinggal suaminya hanya demi uang?

Iblis sangat berpengaruh dan mempengaruhi pikiran kita.Seseorang yang telah masuk dalam jeratan iblis tidak akan tenang dalam menjalani hidupnya meskipun hartanya berkelimpahan dan meskipun ia punya jabatan yang tinggi.

Lalu bagaimana kita bisa lepas dari jeratan Iblis?

Untuk lepas dari Iblis,kita harus rela "mati" atau menerima "maut" dalam hidup kita.Mati disini bukan berarti kehilangan nyawa,melainkan "mengubur" sifat duniawi kita yang berlebihan dan kembali "hidup" dalam tatanan hidup manusia secara benar.Kekuatan yang bisa dan sering dipakai adalah agama.Semua tatanan hidup manusia didasari oleh "Tuhan".Orang yang percaya dan mengimani Tuhan dalam dirinya tidak akan mudah rapuh oleh iblis.Karena iblis tercipta oleh pikiran kita sendiri.Bukan dari orang lain.Kitalah pembuat iblis.....

Hal yang perlu diingat adalah jangan pernah takut akan iblis dan kematian.Keduanya adalah merupakan suatu simbol yang digunakan untuk membatasi kedua dunia yaitu yang benar dan yang salah...

Janganlah takut kalau kita masih percaya!!!

penelitian tentang musik metal

Sebuah riset terbaru yang dilansir dari Sciencedaily, Minggu (08/04) menyebutkan, penggemar musik metal ternyata lebih bisa meredam emosi negatif, dan lebih ekspresif, dan lebih bisa meluapkan kemarahannya.

Studi ini juga mengungkapkan, mereka yang menikmati musik heavy metal cenderung mengalami kesulitan untuk menjalin hubungan dengan keluarga dan teman-teman mereka. Dan mereka menjadikan musik sebagai media ‘keterbukaan’ mereka.

Sebagian besar murid mengatakan mereka tidak mempertimbangkan untuk menjadi penganut Metal sejati tapi musik heavy metal memahami aspek spesifik kebudayaan pemuda saat ini. Dengan menggunakan musik yang keras dan agresif, mereka bisa keluar dan lepas dari rasa frustrasi dan kemarahan.

Meneriakan kemarahan, kebencian, kemunafikan, ketidak adilan, keputusasaan, penghianatan, dan ketidak percayaan semua diteriakan didalam metal itu, mencoba mengexspresikan, menyampaikan emosi, unek-unek yang ada di kepala dan menumpahkannya di dalam metal itu. mengexploitasi dan mengexspresikannya melalui hal yang positif. tanpa “kekerasan” meneriakan diiringi dengan alunan nada yang keras dan iringan masa hitamnya yang berhead banger ria.

Kajian lebih lanjut tentang selera musik dan perilaku para siswa ini kembali dilakukan oleh Stuart Cadwallader, dari Warwick University, yang meneliti sekitar 1.057 murid, dan meneliti hubungan mereka dengan keluarga, perilaku di sekolah, bagaimana mereka menghabiskan waktu santai, musik kesukaan, dan jenis media yang mereka konsumsi.

“Selama ini selalu ada persepsi yang menyatakan murid yang cerdas dan memiliki intelijensi tinggi cenderung didominasi mereka yang suka musik klasik dan menghabiskan banyak waktu nuntuk membaca. Sementara mereka yang menyukai musik metal jarang memiliki potensi akademis yang cukup baik. Namun, hasil survei yang kita lakukan, berbalik dengan persepsi tersebut,” papar Cadwallader.

“Dalam survei, kami meneliti sebuah kelompok dengan rata-rata self-esteem (harga diri) yang lebih rendah cenderung memiliki sikap tak teratur. Dan untuk melepaskan ketegangan dan rasa rendah diri yang menganggu, musik beraliran heavy metal, menjadi pilihan mereka,” tambah Cadwallader yang meneliti siswa dari National Academy.

Walaupun siswa yang mengaku sebagai penggemar fanatik (lebih dikenal dengan sebutan metalheads dan headbangers) mengatakan musik metal selalu menemami mereka dalam setiap kegiatan, namun mereka lebih sering mendengarkan musik tersebut saat mood (suasana hati) mereka buruk.

“Mungkin tekanan yang selama ini dihadapi anak-anak berbakat namun rendah diri untuk sementara bisa terlupakan dengan bantuan musik. Dan tidak ada salahnya untuk mendengarkan musik heavy metal untuk membantu membebaskan mereka dari emosi negatif,” kata Cadwallader yang menyebut banyak musisi aliran heavy metal juga memiliki tingkat intelijensi tinggi seperti vokalis Iron Maiden, Bruce Dickinson, yang selain sebagai musisi, juga berprofesi sebagai novelis dan pilot penerbangan komersial.

Grindcore

Grindcore (sering di singkat menjadi grind) adalah sebuah lairan musik yang muncul pada awal hingga pertengahan 1980-an. Musik ini adalah gabungan dari beberapa musik ekstrem: death metal, musik industrial, musik bising, dan beberapa variasi hardcore punk. Walaupun gaya musiknya yang amat sangat tidak disukai, pengaruh grindcore menyebar ke pelosok dunia musik, terutama power violence, avant-garde jazz, musik industrial yang sangat komersil dan genre-genre nu metal.
Ciri-ciri grindcore adalah: gitar dengan distorsi tebal, gitar dengan stem yang rendah, tempo yang cepat, vokal yang dinyanyikan dengan terikana tinggi dan geraman rendah (hampir mirip dengan crust punk), lirik yang biasanya bertemakan dari sosial dan politik (Napalm Death), kematian dan darah (Carcass) dan humor (Anal Cunt), dan blast beat. Lagu-lagu grindcore pada umumnya pendek, dan berdurasi tidak lebih dari 2 menit (beberapa sering juga amat panjang).

Akar sejarah dan pengaruhnya

1980s

Genre musik ini berkembang selama pertengahan tahun 80-an di Inggris oleh Napalm Death, selanjutnya di ikuti oleh teman sejawatnya dari Inggris Carcass, Terrorizer dari Amerika dan Agathocles dari Belgia. Nama "grindcore" diperkirakan di ucapkan oleh mantan drummer Napalm Death, Mick Harris. Ketika di tanya tentang istilahnya, dia mengatakan sebagai berikut:
Grindcore came from "grind", which was the only word I could use to describe Swans after buying their first record in '84. Then with this new hardcore movement that started to really blossom in '85, I thought "grind" really fit because of the speed so I started to call it grindcore.
Sumber lain menyangkal pernyataan Harris. Didalam artikel majalah Spin di tulis tentang sebuah genre, Steven Blush menyatakan bahwa "orang yang sering menyebutkan" untuk menyuarakan style grindcore adalah Shane Embury, basis Napalm Death sejak 1987. Embury mengusulkan pada pernyataan dirinya sendiri tentang bagaimana "sound" grindcore seharusnya:
As far as how this whole sound got started, we were really into Celtic Frost, Siege - which is a hardcore band from Boston - a lot of hardcore and death-metal bands, and some industrial-noise bands like the early Swans. So, we just created a mesh of all those things. It's just everything going at a hundred miles per hour, basically.
Pelopor grindcore, Napalm Death, formasi ke-8.
Dari kiri-kanan: Lee Dorrian, Shane Embury, Bill Steer, Mick Harris
Pendiri Earache Records Digby Pearson setuju dengan Embury, mengatakan bahwa Napalm Death "put hardcore and metal through an accelerator". Pearson, bagaimanapun grindcore "wasn't just about the speed of [the] drums, blast beats, etc." Ia menyatakan bahwa "it actually was coined to describe the guitars - heavy, downtuned, bleak, harsh riffing guitars [that] 'grind', so that's what the genre was described as, by the musicians who were its innovators [and] proponents."
Beberapa kunci personel grup disebutkan oleh anggota dan mantan anggota Napalm Death pertumbuhannya dipengaruhi oleh band-band seperti Discharge, Lärm, Amebix, Repulsion, Throbbing Gristle, Dirty Rotten Imbeciles and the aforementioned Siege, Celtic Frost and the Swans. Post-punk, such as Killing Joke dan Joy Division, juga di sebutkan sebagai pengaruh di awal kelahiran, berikutnya di sbutkan dalam setengah DVD Scum Napalm Death reissue.
Grup seminal grindcore yang lain adalah Assück (Florida), Sore Throat (UK), and Brutal Truth (New York).

1990s

Gaya Musikal

Stem gitar nada rendah

Vynil side A dari debut Scum Napalm Death, di set standard tuning sementara di side B gitars distem dengan nada rendah menjadi 2½ steps. Album kedua mereka dan Mentally Murdered EP di stem menjadi C#. Harmony Corruption, penawaran ke tiga mereka, d stem tinggi menjadi a D. Sahabat grindcore Carcass juga merendahkan nadanya - khususnya a B. Bolt Thrower lebih merendahkan nadanya dari Carcass, menjadi 3½ steps down (A). Godflesh, awalnya memainkan grindcore scene, salah satu stem mereka B atau C sharp.

Lagu-lagu berdurasi pendek

Salah satu karakteristik dari grindcore dan genre-genre yang berhubungan adalah lagu yang berdurasi pendek (microsong); lagu berakhir dengan cepat. Pada tahun 2001, the Guinness Book of World Records Brutal Truth mencatat rekor "Video Musik Terpendek" untuk "Collateral Damage" ditahun 1994, lagu berdurasi hanya 4 detik. Di tahun 2007 Napalm Death mencatat rekor terbaru untuk video "You Suffer" sebagai "Video Musik Terpendek" hanya berdurasi: 1.3 detik.

Tema Lirikal

Lagu-lagu selalu bertemakan anti-rasisme, feminisme, anti-militerisme, dan anti-kapitalisme. Grup Grindcore lain seperti Carcass bertemakan seputar pembusukan mayat dan darah. Karya-karya Carcass kadang-kadang di identifikasikan sebagai asal muasal goregrind, yang selalu menampilkan tema-tema jasmaniah.